Baca selengkapnya

Pendahuluan dan Tujuan Proyek

Profil pelajar Pancasila merupakan gambaran pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yanag kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajarn lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

       Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yag disusun berdasarkan Standar Kmetensi Lulusan. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pembelajaran yang baru dimunculkan pada sekolah yang melaksanakan Kurikulum Mereka.

      Pelaksanaan P5 di SMA Negeri Bali Mandara menggunakan sistem blok yaitu sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. Perhitungan waktu pelaksanaan P5 dalam 1 tahun 486 jam pelajaran atau 30% dari alokasi total jam pelajaran. Terdapat 3 Projek dalam 1 tahun, sehingga tiap projek memiliki alokasi waktu 162 JP. 

Untuk kelas X, dalam satu tahun memilih tiga tema yang harus di projekan, 3 projek tersebut yaitu:

➢  Proyek 1 dengan tema bangunlah jiwa dan raganya.

➢  Proyek 2 dengan tema Kewirausahaan

➢  Proyek 3 dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan

Untuk kelas X akan memilih tema

➢  Proyek 1 dengan tema Berkebinekaan Global

➢  Proyek 2 dengan tema Kearifan Lokal

Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya

“Kreasi Baris Berbaris” yang mengangkat tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya menciptakan kesempatan belajar Peserta didik untuk membentuk diri sesuai Profil Pelajar Pancasila. Bertujuan untuk melatih kesehatan fisik dan mental secara berkelanjutan, proyek dengan metode pembelajaran yang aktif dan berpusat pada Peserta didik ini diharapkan menjadi perangkat yang menawarkan titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaian permasalahan perundungan dunia maya di sekitar mereka. Melalui proyek ini, Peserta didik pada akhirnya diharapkan telah mengembangkan secara spesifik tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni gotong royong dan kreatif.

Proyek ini terdiri dari 4 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, aksi, dan refleksi. Tahap  pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran Bangunlah Jiwa Raganya. Mengacu pada Program Bangunlah Jiwa Raganya Pemuda, kedua tahap ini: “dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk Membangun Jiwa Raganya. Program penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan untuk menjadi seorang yang berahlak mulia. Hal ini sangat penting dilaksanakan mengingat motivasi sebagian besar pemuda Indonesia untuk bertutur dan berperilaku baik masih cukup rendah.

Tema Berkebinekaan Global

Salah satu profil Pelajar Pancasila adalah karakter berkebhinekaan global. Dalam hal ini, Pelajar yang memiliki profil pancasila yang berkebinekaan global memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Terdapat 3 buah elemen kunci yang menjadi profil pelajar pancasila yang berkebinekaan Global, yaitu :

1.      Mengenal dan menghargai budaya

2.      Kemampuan komunikasi inter kultural dalam berinteraksi dengan sesama

3.      Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Kebhinekaan artinya beraneka ragam, bermacam-macam, banyak, beragam, dan lain-lain, yang mengarah kepada banyanknya perbedaan yang ada dalam masing-masing kehidupan, kebhinekaan lebih tertuju pada nilai nasional, yaitu beraneka ragamnya terdapat suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa, dlan lain-lain yang ada pada negara Indonesia (yang mana persatuan dan kesatuan sebagai penghubung dari kebhinekaan tersebut).  Kebhinekaan global adalah perasaan menghormati keberagaman. Kebhinekaan global adalah toleransi terhadap perbedaan.

Berikut adalah beberapa kegiatan pembelajaran yang bisa menumbuhkan karakter berbhinekaan global dalam kegiatan pembelajaran.

1. Tidak pilih-pilih teman di sekolah

2. Bergaul dengan siapa saja tanpa memandang agama, suku, ras dan sebagainya di lingkungan sekolah

3. Menerapkan toleransi

4. Tidak mengganggu jalannya peribadatan orang lain

5. Menghormati teman di sekolah yang sedang menjalankan ibadah puasa

6. Mempelajari tari Saman misalnya juga kebudayaan dari daerah lain dengan tujuan untuk melestarikannya

7. Menonton pagelaran kebudayaan nusantara meskipun pertunjukan tersebut bukan berasal dari suku sendiri.

8. Mempelajari bahasa asing untuk menjelajah pengetahuan

9. Melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri

10. Bersikap terbuka pada perkembangan -perkembangan luar

11. Menjunjung tinggi budaya lokal

12. Melaksanakan upacara bendera tiap hari senin.

13. Menghargai perbedaan pendapat

14. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah

15. Menyanyikan lagu bernuansa patriotik dan rasa cinta tanah air.

16. Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah

17. Melakukan pameran budaya

18. Mengikuti lomba-lomba kebudayaan

19. Melalukan filterisasi terhadap segala pengaruh asing yang masuk ke Indonesia

20. Mencintai produk dalam negeri

21. Mengikuti pekan budaya Internasional

Pelajar Pancasila yang memiliki karakter berbhineka global ini bisa sukses dalam menjalani kehidupannya nanti. Hidup di era globalisasi tak menghapus jati diri bangsanya, bangsa yang berbhineka. Generasi Pelajar Pancasila yang berbhineka global akan tumbuh menjadi generasi yang menghargai budayanya namun tidak menutup diri dari pengaruh luar. Think Global, Act Local.

Salah satu kegiatan yang dikembangkan di SMA Negeri Bali Mandara terkait tema ini adalah

Kegiatan Pameran Budaya "Bun Kasai"

Tema Gaya Hidup Berkelanjutan

Tema ke-3 yang kami usung adalah "Gaya Hidup Berkelanjutan," dan kami akan menjelaskan mengapa tema ini dipilih dan tujuan utamanya.

Tema "Gaya Hidup Berkelanjutan" dipilih untuk proyek ini dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami dampak dari aktivitas manusia, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, terhadap kelangsungan hidup di dunia dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, kami ingin membantu peserta didik membangun kesadaran akan pentingnya bersikap dan berperilaku ramah lingkungan. Mereka juga akan mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar mereka dan mengembangkan kesiapan untuk menghadapi serta mengatasi dampaknya.

Tema ini relevan untuk jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga SMK. Ini mencakup isu-isu seperti kesadaran lingkungan, hemat energi, daur ulang sampah organik, serta perubahan iklim. Dalam melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, idealnya, Anda harus menentukan tujuan proyek terlebih dahulu sebelum menentukan tema kegiatannya. Namun, dalam praktiknya, lebih mudah jika Anda menentukan tema terlebih dahulu, lalu mengevaluasi alur perkembangan dimensi dari tema tersebut dan memilih tujuan yang sesuai.

Dalam setiap proyek, mungkin ada lebih dari satu dimensi yang terlibat, seperti dimensi berbagi kerja (bergotong-royong) dan dimensi berpikir kritis. Dalam bagian selanjutnya, kami akan memberikan sepuluh contoh konkret tentang kegiatan proyek yang dapat membantu peserta didik memahami dan menginternalisasi tema "Gaya Hidup Berkelanjutan."

Contoh Kegiatan Proyek

Contoh Pertama: Kerja Bakti Lingkungan


Kegiatan pertama yang dapat kita lakukan adalah kerja bakti untuk membersihkan sampah di lingkungan sekolah atau masyarakat sekitar. Penting untuk membiarkan peserta didik merencanakan dan mengorganisir kegiatan ini sebanyak mungkin. Dalam hal ini, peran fasilitator hanya sebatas memberikan bimbingan dan arahan. Hal ini akan membantu peserta didik merasa lebih terlibat dan memiliki rasa kepemilikan terhadap kegiatan ini.

Contoh Kedua: Kampanye Lingkungan

Kegiatan kedua yang dapat diadakan adalah kampanye sederhana yang bertujuan untuk mengatasi isu-isu lingkungan, seperti pencegahan kebakaran hutan atau banjir. Kampanye ini bisa diwujudkan melalui penyuluhan kepada masyarakat atau dengan membuat poster, brosur, dan mendistribusikannya melalui media sosial. Peserta didik juga dapat menjalin kerjasama dengan pihak terkait atau mengorganisir penandatanganan petisi.

Contoh Ketiga: Mendesain Sistem Pengelolaan Sampah


Kegiatan ketiga adalah mendesain sistem pengelolaan sampah dengan tujuan mengatasi permasalahan banjir di lingkungan sekitar atau lingkungan satuan pendidikan. Peserta didik dapat merancang bak sampah yang membedakan antara sampah organik dan anorganik. Kegiatan ini juga dapat melibatkan kampanye kesehatan dan kebersihan di lingkungan sekitar.

Contoh Keempat: Penelitian Sederhana

Kegiatan keempat adalah penelitian sederhana yang melibatkan peserta didik untuk melakukan survei tentang kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan di satuan pendidikan beserta dampaknya. Mereka juga akan diminta untuk mengusulkan solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut. Hasil survei ini dapat digunakan untuk membuat infografik yang bermanfaat. Melalui kegiatan ini, peserta didik akan aktif mengumpulkan data, menganalisis, dan berkolaborasi untuk mencari solusi yang berdampak positif bagi lingkungan.

Contoh Kelima: Proyek Menanam Pohon

Kegiatan kelima adalah proyek penanaman pohon, di mana peserta didik diajak untuk mengorganisir kegiatan ini di sekolah atau di komunitas sekitar. Mereka dapat bekerja sama dengan organisasi lingkungan atau otoritas setempat untuk memilih lokasi yang tepat serta jenis pohon yang sesuai. Peserta didik juga akan diberi kesempatan untuk menyampaikan informasi tentang manfaat penanaman pohon dalam mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, dan melindungi lingkungan.

Contoh Keenam: Kerajinan Daur Ulang Sampah

Kegiatan keenam adalah kegiatan daur ulang sampah, di mana peserta didik akan belajar tentang pentingnya daur ulang, pengurangan limbah, dan pengembangan keterampilan kerajinan tangan. Mereka juga akan memahami bahwa sampah dapat diubah menjadi benda berguna dan indah

Contoh Ketujuh: Membuat Pupuk Organik


Contoh yang ketujuh nanti anak-anak bisa membuat pupuk organik ini paling cocok dilakukan di daerah pedesaan dimana profesi mayoritas adalah petani melalui kegiatan membuat pupuk organik siswa akan belajar tentang pentingnya pengelolaan sampah organik lingkungan dan pertanian berkelanjutan mereka juga akan merasakan dampak positif dari praktek ini saat melihat Hasil pertumbuhan tanaman yang lebih baik dengan menggunakan pupuk organik yang mereka buat sendiri

Contoh Kedelapan: Audit Energi

Contoh yang ke-8 misalnya nanti adalah berupa audit energi sekolah ajak siswa untuk melakukan audit energi di sekolah mereka mereka dapat mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi seperti pencahayaan yang tidak efisien penggunaan peralatan listrik yang berlebihan atau kurangnya isolasi pada bangunan berdasarkan temuan mereka nanti siswa-siswi dapat mengusulkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi di sekolah dan menciptakan kesadaran akan hemat energi

Contoh Kesembilan: Bertani Cerdas

Contoh yang ke-9 adalah bertani cerdas. Peserta didik diperkenalkan mulai cara pembibitan dan budidaya aneka tanaman pangan seperti sayur mayur, tanaman obat, sorgum dan lain sebagainya. Mereka berlatih membuat media tanam, menanam, dan memelihara tanamannya hingga mengasilkan. Mereka berdiskusi terkait dengan masalah dan pemecahan masalah yang mereka hadapi selama projek ini diselenggarakan.

Contoh Kesepuluh: Penggunaan Energi Terbarukan

Contoh yang terakhir ini mungkin sulit Bapak Ibu yaitu penggunaan energi terbarukan di sekolah ajak siswa untuk merancang dan melaksanakan proyek penggunaan energi terbarukan di sekolah mereka dapat memasang panel surya atau turbin angin mini atau sistem pemanas air matahari di sekolah selama proyek siswa dapat mempelajari manfaat energi terbarukan dan dampaknya terhadap lingkungan serta mengukur dampak penggunaan energi terbarukan terhadap pengurangan emisi karbon di sekolah.